Pariwisata Holistik, Aksi Nyata Tahun Pastoral di Paroki Ranggu

Gua Maria telah ditata untuk destinasi wisata religi. Juga, paroki menfasilitasi GOLA D’AME DITE dan SOPI DIHE KRAENG dan memeromosikan pertanian organik. Demikianlah sebagian aksi nyata Tahun Pastoral Pariwisata 2022 di Paroki TMK Ranggu.

Aksi Nyata Pastoral Pariwisata Holistik

Pariwisata holistik juga menjadi perhatian dari Paroki Ranggu. Hal ini sejalan dengan program pastoral Keuskupan Ruteng yang menetapkan tahun 2022 sebagai Tahun Pastoral Pariwisata Holistik.

Paroki Ranggu merupakan salah satu paroki tua yang telah merekam kisah bagaimana Gereja Katolik membawa kabar suka cita Injil yang kemudian bertumbuh dan berbekembang bukan lagi sebagai tamu yang dibawa oleh misionaris Eropa tetapi menjadi bagian dari hidup Ata Kolang. 

Di tengah geliat pariwisata Labuan Bajo, paroki mengambil langkah sejalan dengan fokus pastoral Keuskupan Ruteng yang menetapkan tahun 2022 sebagai Tahun Pastoral Pariwisata Holistik. Pastoral Pariwisata Holistik didengungkan dalam moto: Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan.  

Keuskupan Ruteng juga telah mengagendakan Festival Golo Koe Labuan Bajo sebagai bagian dari program pastoral pariwisata holistik.  Festival tersebut mengangkat tema “Mewujudkan Pariwisata Yang Berakar Kuat dan Bertumbuh dalam Keunikan dan Kekayaan Kultur dan Spiritual Setempat.” Festival Golo Koe Labuan Bajo akan berlangsung dari tanggal 8 – 15 Agustus 2022. Pusat kegiatan adalah Gua Maria Golo Koe Labuan Bajo dan Waterfront City Marina Labuan Bajo.

Salah satu perhatian pada tahun pariwisata holistic terkait Pariwisata Rohani adalah mengembangkan dan memfasilitasi situs rohani (Gereja tua, gua Maria, gereja/kapela devosi, bukit jalan Salib). Di Paroki Ranggu, RD Laurens bersama umat melakukan penataan Gua Maria. Selain sebagai tempat ziarah, Gua Maria ini juga sebagai  destinasi wisata religi.

Gua Maria telah ditata sedemikian sehingga memberi kenyamanan bagi siapa saja yang datang berziarah. Menariknya, pada kesempatan berziarah ke gua ini, umat juga akan dimanjakan dengan sawah berbentuk jaraing laba-laba yang ada di sebelah timur Gua Maria.

Selain menata Gua Maria, aksi nyata yang lain adalah memeromosikan produk lokal, seperti  GOLA D’AME DITE dan SOPIA. Hal ini sejalan dengan Program Ekonomi pada tahun Pastoral Pariwisata Holistik, yakni berusaha meningkatkan kesejahteraan dan partisipasi masyarakat lokal di bidang pariwisata.

Program lain dalam tahun Pariwisata Holistik adalah terkait Pariwisata Alam. Salah satu yang menonjol yang sejalan dengan program ini adalah paroki memerommosikan pertanian organik. Ini adalah bagian dari panggilan dan tanggung jawab pastoral paroki untuk menjaga keutuhan alam lembah Poso Kuwus melalui pertanian yang selarah alam.

Pesona Wisata

Paroki Tritunggal Maha Kudus Ranggu merupakan salah satu paroki tua yang ada di Kabupaten Manggarai Barat. Dalam wilayah paroki tua tersebut terdapat sejuta pesona wisata. Ada potensi wisata alam pegunungan untuk berbagai aktraksi wisata, seperti trekking, camping, susur sungai, dan menikmati pemandangan alam.

Dalam wilayah Paroki Ranggu yang berada di lembah Poso Kuwus, sebagaimana dilansar Kompas.com, bersebaran air terjun, yaitu Sunsa Durang di Kelurahan Nantal, Sunsa Empo Romen di Desa Suka Kiong, Sunsa Murung di Desa Golo Pua, Sunsa Sureng di Desa Benteng Suru, Sunsa Polo di Desa Golo Wedong, Tiwu Peka dann Wae Tai di Desa Ranggu.

Sementara itu, di Paroki Ranggu terdapat Gunung Poso Kuwus yang merupakan puncak tertinggi di Kabupaten Manggarai Barat dengan ketinggian ketinggian 1.453 meter di atas permukaan laut. Gunung ini memiliki legenda yang dikenal baik oleh masyarakat setempat, yaitu legenda Poso Kuwus dan Watu Umpu.

Selain pemandangan alam, cara hidup masyarakat juga menarik untuk diketahui dan diikuti untuk menimba inpirasi dari cara hidup penduduk lokal yang masih kental hidup dalam warisan budayanya. Salah satunya adalah tradisi pante, bagaimana mengolah air nira menjadi gula merah dan minuman beralkohol. Juga, di Paroki Ranggu wisatawan dapat menikmati aktraksi budaya yang masih terawat di setiap kampung.

Kesiapan Layanann Wisata

Meskipun potensi wisata yang ada di Paroki Ranggu belum banyak dikunjungi dan pengembangan wisata belum terlihat, hal itu akan tergantikan dengan nuansa alam dan keramahan warga setempat.

Kabar baiknya adalah akses transportasi sudah dibuka. Meskipun di beberapa titik ada yang kurang baik, tetapi dan dari tahun-tahun ada peningkatan kualitas jalan oleh pemerintah setempat. Demikian juga jaringan komunikasi juga sudah lancar.

Untuk menjangkau wisata alam pegunungan Poso Kuwus, pengunjung dapat melalui jalur Cancar-Golowolu-Ranggu dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam tiga puluh menit. Pilihan lain adalah Labuan Bajo-Orong-Ranggu dengan waktu tempuh kurang lebih tiga jam.

Dalam keterbatasan, paroki siap melayani wisatawan yang ingin mengecap rasa gula aren dan menikmati pemandangan alam di lembah Poso Kuwus.

Leave a Comment