Tempat Wisata Labuan Bajo, Wisata Eksotis Indonesia

Labuan Bajo kini menjadi destinasi wisata superpremium. Dari tahun ke tahun, kunjungan wisatawan terus mengalami kenaikan. Labuan Bajo menjadi destinasi pilihan dengan beragam tawaran untuk melepas kepenantan dan sekaligus mendapatkan energy baru untuk berkarya.

Tempat wisata Labuan Bajo merupakan surga tersembunyi di ujung barat pulau Flores. Memang, Labuan Bajo memiliki tawaran wisata yang tak kunjung habis. Banyak wisatawan dalam dan luar ngeri yang menikmati waktu liburannya di Labuan Bajo. Sebelum menikmati wisata eksotis Labuan Bajo, ada baiknya mengenal Labuan Bajo berikut ini.

1. Labuan Bajo, gambaran singkat

1.1. Letak Labuan Bajo

Labuan Bajo Wisata Eksotis Indonesia dikekembangkan sebagai destinasi superprioritas dan superpremium. Kota ini berada di ujung Barat Pulau Flores. Sejak dimekarkan dari kabupaten Induk, Kabupaten Manggarai, Labuan Bajo adalah ibu kota dari Kabupaten Manggarai Barat.[1]

Kabupaten Manggarai Barat adalah bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Karena letaknya berada di ujung Barat, Labuan Bajo menjadi pintu masuk bagian barat Pulau. Kota pariwisata internasional itu, menjadi gerbang untuk menikmati keindahan destinasi pariwista yang ada di sepanjang Pulau Flores.

1.2. Sejarah Kota Labuan Bajo

Nama Labuan Bajo merupakan gabungan dari kata ‘’labuhan’’, yaitu tempat berlabuh bagi orang Bajo yang merupakan para nelayan. Kemudian dua kata itu digabungkan menjadi nama desa untuk tempat di mana orang Bajo dan Bugis berlabuh di ujung Bara Pulau Flores.

Sebelumnya, Labuan Bajo menjadi ibut kota dari kecamatan Komodo dan sejak awal pemekaran dari Kabupaten Manggarai, Labuan Bajo ditetapkan sebagai ibu kota dari Kabupaten Manggarai Barat.

1.3  Perkembangan pariwisata Labuan Bajo

Dunia pariwisata sebenarnya sudah mulai berkembang di Labuan Bajo pada tahun 1970-an terutama wisatawan datang untuk melihat hewan Purba Komodo atau mejajali keindahan sepanjang Pulau Flores. Di Labuan Bajo hanya tersedia penginapan sederhana dengan fasilitas seadanya. Labuan Bajo bukan menjadi tujuan utawa wisatawan. Labuan Bajo hanya menjadi tempat persinggahan sebelum ke Komodo atau mengunjugi Flores.[2]

Wisata Labuan Bajo kian meningkat setelah diadakan Sail Komdo di Labuan Bajo. Kemudian, pada masa Pemerintahan Jokowi, Labuan Bajo dijadikan sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata baru yang dikembangkan sebagai Bali Baru. Akhirnya, Labuan Bajo ditetapkan sebagai salah satu dari lima destinasi superprioritas dari 10 destinasi wisata Bali Baru yang telah ditetapkan sebelumnya.

1.4 Kunjungan wisatawan

Data  yang dirilis The World Tourism Organization (UNWTO) menunjukkan peningkatan jumlah wisatawan yang tiba di Indoneisa sebelum Pandemi Covid-19.[3] Pada tahun 2015, jumlah wisatawan luar negeri yang datang ke Indonesia sebanyak sepuluh juta orang. Kemudian, jumlah wisatawan terus mengalami kenaikan pada tahun-tahun berikutnya. Data terakhir, yaitu tahun 2019 jumlah wisatawan luar negeri sebanyak 16 juta orang. Untuk lebih detailnya, dapat dilihat di tabel berikut.

Tempat wisata Labuan Bajo relatif baru berkembang beberapa tahun belakangan. Sebelumnya, Labuan Bajo bukan menjadi tujuan utawa wisata. Labuan Bajo, terutama Taman Nasional Komodo, hanya menjadi salah satu paket wisata yang ditawarkan oleh operator dari daerah lain. Karena itu, wisatawan kebanyaka menggunakan kapal pesiar untuk mengunjungi komodo tanpa ke Labuan Bajo.

2. Tempat wisata Labuan Bajo

2.1 Tempat wisata alam

2.1.1 Pulau eksotis

2.1.1.1 Pulau Komodo

Pulau Komodo adalah situs warisan Dunia. UNESCO menobatkan Taman Nasional Komodo sebagai sebagai warisan dunia ini terjadi pada tahun 1991.[4] Pada tahun 2011 ditetapkan  sebaga  salah satu dari 7 keajaiban baru dunia.

Pulau Komodo berada di Kepulauan Nusa Tenggara. Secara geografis berada di sebelah timur Pulau Sumbawa. Tepatnya, Pulau Komodo berada di 8.55°S 119.45°E. Pulau ini berada dalam kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Menurut para peneliti, fauna yang kini berada di Pualu Komodo dan sekitiarnya berasal dari kawasan Asia dan Australia. Di dalam Taman Nasional Komodo, setidaknya terdapat 32 mamalia 128 burung dan 37 Reptip selain itu, juga ada 25 hewan darat dan burung. Bakan taman ini menjadi jantung terumbu karang asia pasifik. Ada sekitar 253 spesies karang pembentuk terumbu karang dan 1000 sepesies ikan.

Selain melihat hewan purba dari dekat, taman nasional komodo juga menjadi tempat diving terbaik. Terdapat 57 lokasi penyelaman dengan lokasi batu Bolong sebgai primadona, sedangkan untuk snorkelling pantai merah pink beach menjadi pilihan utama. Di dalam kawasan ini juga ada pemandangan yang indah menyambut pagi di pulau padar.

2.1.1.2 Pulau Padar

Letak Pulau  Padar yang berada dalam kawasan Taman Nasional Komodo Labuan Bajo, menjadikan Pulau ini mudah dijangkau.[5] Karena itu, dengan menghabiskan waktu wisata di Taman Nasional Komodo, lazimnya Pulau Padar menjadi salah satu destinasi yang wajib dinikmati.

Daya pikat Pulau Padar adalah gugusan bukit dan pantai. Topografi pulau teridiri dari gugusan bukit yang menjulang diapi biru laut. Bukit-bukit itu merupakan puncak gunung vulkanik dalam laut yang curam. Dan, Pulau Padar dikelingi teluk laut yang dalam.

Dengan topografi yang berbuki dan curam, pulau padar menjadi spot incaran untuk trekking. Di puncak Padar, setelah melakukan trekking dengan menaiki tangga, penjungung akan dihadapkan dengan pemandangan teluk yang melengkung, laut biru yang dalam, pantai warna-warni.

Wisata Pulau Padar tidak hanya menawarkan pemandangan eksotis dari Puncak Padar. Tetapi, di sekitar pulau Padar juga ada keindahan bawah laut yang memukau. Tidak jauh dari Pulau, ada beberapa titik yang menjadi tempat scuba diving dan snorkelling.

2.1.2 Gua alam

2.1.2.1 Gua Batu Cermin Labuan Bajo

Posisi objek wisata gua batu cermin sangat strategis karena letaknya tak jauh dari pusat kota dan juga tidak jauh Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo. Jaraknya sekitar 15 menit berkendara menyusuri jalan beraspal mulus di dalam kota.

Gua ini disebut gua batu cermin karena bebatuan dinding gua memantulkan cahaya. Pendaran sinar sang surya yang mengenai dinding batu-batu stalaktit dan stalagmit akan memantul dan tampak berkilauan. Pantulan cahaya itu seperti cahaya yang mengenai cermin. Pantulan tersebut disebabkan oleh karakter batu karang purba. Batuan jenis ini bagus untuk memantulkan sinar dan sekeras apa pun kita berteriak di ruang ini tidak akan menciptakan gema.[6]

Gua batu cermin dihiasi dengan stalaktit dan stalagmit bermotif ukiran alami yang terbentuk jutaan tahun lampau. Di dalam gua ada ruang luas dan besar, kira-kira berukuran 200 meter persegi. Uniknya, di langit-langit ruang utama kita bisa menyaksikan relief-relief unik yang menonjol.

2.1.2.2 Gua Istana Ular

Istana ular ini berjarak sekitar 76 Km dari kota Labuan Bajo. Spot wisata ini persisnya berada di Desa Galang, Kecamatan Welak. Dari pusat Desa Galang, istana ular berjarak kurang lebih 3,5 KM dan dari Kampung Weto sekitar 500 meter. 

Istana ular adalah gua alami dengan lorong yang sangat panjang. Konon, ada ular putih ukuran besar yang disebut-sebut sebagai raja para ular di sana. Di dalam istana ular, ada berbagai macam jenis ular dengan ukuran dan warna berbeda-beda, ada yang warna hitam, hijau, putih, belang-belang, coklat.

Mengutip Antara, diperkirakan dari pintu masuk sampai ke pintu keluar sekitar lima Km. Orang kesulitan untuk menjangkau karena kekurangan oksigen. Gua istana ular memang pengap dan berawa-rawa. Dengan kondisi gua yang panjang, pengap dan rawa, gua ini juga menjadi habitat untuk kelelawar, mangsa bagi ular di situ. Hingga kini belum ada yang berhasil menjangkau hingga ujung lorong  gua tersebut. Diceritakan bahwa pernah ada vloger yang coba menembusi lorong gua, tetapi hanya mampu mencapai 300 meter dari mulut gua.[7]

2.1.3 Flora dan fauna langka, hewan purba Komodo

Dipulau komodo, hewan purba komodo dapat hidup dengan baik. Meskipun hidup berdampingan dengan penduduk setempat, komodo adalah hewan buas. Karena itu, selalu waspada dan hati-hati untuk melihat komodo dari jarak dekat. Untuk menjaga keselatan diri, harus tetap menjaga jarak aman dengan hewan purba tersebut.

Hewan Komodo tidak hanya ada di Pulau Komodo, tetapi juga di beberapa pulau sekitar, yaitu Pulau Rinca, Gili Motang, dan Flores. Berdasarkan data  2018 jumlah komodo sekitar 2.872 ekor

Komodo adalah spesies kadal terbesar di dunia denga panjang rata-rata 2-3 meter dan berat tubuhnya sedikitnya 90 kg. Komodo terpanjang yang pernah tercata ukuran 3,12 meter dan bobot 166 kg. Mimiliki 60 buah gigi tajam.

Air liur komodo sering sering kali bercampur sedikit darah karena giginya hampir seluruhnya dilapirs jaringan gingiva. Jaringan ini tercabik selama mengunyah makanan.Air liur komodo mengandung bakteri yang paling mematikan. Bakteri tersebut adalah Pasteurella Multocinta. Jika tergigit, segera ditangani oleh pihak medis pada kesempatan pertama.

2.2 Wisata Budaya Manggarai

Beo adalah komunitas asali budaya Manggarai. Beo terdiri dari beberapa aspek yang menjadi satu kesatuan dan menjadi unsur hakiki terbentuknya beo. Setiap beo pasti memiliki rumah adat (mbaru gendang), halaman di tengah kampung (natas labar), mezbah sesajian (compang), kebun komunal (lingko randang), sumber air-mata air (wae teku), dan pekuburan (boa).

Perayaan dan ritual budaya, seperti congko longkap dan penti juga dilaksanakan dalam dan tak terpisahkan dengan beo. Demikian juga tarian dan semua seni tradisional, seperti caci, sanda dan mbaga juga dipentaskan dalam rangkaian acara beo.

2.3 Agrowisata Labuan Bajo

2.3.1 Agrowisata cengkeh

Meskipun produksi cengkeh tidak sebesar provinsi lain, namun sentra budidaya cengkeh di Nusa Tenggara Timur berada dalam kawasan pariwisata superpremium. Sebagai gambaran, total produksi cengkeh Provinsi NTT sebesar 3.169 ton pada tahun 2016. Sebagian besar pasokan cengkeh NTT tersebut berasal dari kabupaten yang berada dalam wilayah pengembangan pariwisata superpremium, yaitu Manggarai Timur 770 ton, Sikka 443 ton, Ende 382 ton, Manggarai Barat, 376 ton dan Manggarai 362 ton.[8]

Relatif dekat dari Labuan Bajo, Kecamatan Kuwus berpotensi untuk agrowisata rempah cengkeh. Kecamatan Kuwus merupakan penghasil cengkeh terbesar di Kabupaten Manggarai Barat. Produksi cengkeh Kabupaten Manggarai Barat sebagian besar (50-an%) berada di Kecamatan Kuwus.

2.3.2. Agrowisata kopi

Produksi kopi di Manggarai Barat berkontribusi untuk produk regional bruto. Sebagai gambaran, produksi tanaman perkebunan kopoi di mmanggbarat pada tahun 2020 adalah sebesar 1.731 ton. Ada penurunan  sebebsar 285,96 ton (14,17 persen). Jika dibandingkan dengan produksi tahun 2019 yaitu sebesar 2.016, 96 ton.[9]

Kopi Juria

Kopi juria adalah kopi tertua di Nusa Tenggara Timur sehinggga ada yang menyebutnya mother of flores coffe. Kopi juria merupakan kopi tua yang ada di lereng-lereng, pada ketinggian 1200-1400 m. Kopi juria dianggap sakral karena sudah menyatu dengan masyarakat setempat. Sehingga, kehadiran kopi arabika dan robusta tidak serta merta menggantikan kopi juria.

Kopi Arabika

Kemudia kopi arabika dari kolombia pada tahun 1927. Kopi Arabika Flores Manggarai terkesan manis da nada sedikit aroma rempah dengan tingkat kekentalan sedang sampai tinggi. Kopi arabika beraroma wangi dengan rasa asam bernuansa lemon. Kopi arabika Flores Manggarai telah diakui Pemerintah RI dengan ditebitkannya dokumen sertifikasi indikasi Geografis Kopi Arabika Flores Manggarai yang diterima pada tanggal 28 Maret 2019 dengan ID G 000000065.[10] Kopi arabika flores manggarai nilainya dia 81 sehingga masuk kategori specialty coffe.

Kopi Robusta

Kopi Robusta pada tahun 1911 dibawa oleh Belanda. Pada tahun 2019 Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Robusta Flores  mengajukan permohonan pendaftaran indikasi Geografis untuk kopi robusta Manggarai. Permohonan ini dikabulkan setelah melewati hasil uji citarasa yang dilakukan oleh PUSLITKOTA Indonesia di Jember. Kopi Robusta Flores  Manggarai terdaftar dengan ID G 000000097.[11]

2.4. Makanan khas tradisional

2.4 .1. Rebok

Cemilah khas manggarai adalah Rebok. Ada dua jenis bahan dasar Rebok, rebok yang terbuat dari jagung yang juga biasa disebut siki seko dan rebok yang terbuat dari beras. Pengolahan rebok yang berbahan dasar jagung relative lebih mudah ketimbang rebok dengan bahan baku beras.

Rebok bisanya disuguhkan bersama kopi. Entah itu pada pagi hari maupun pada sore hari. Rebok biasanya disuguhkan kepada tamu juga. Tetapi, umumnya rebok merupakan oleh-oleh khas untuk sanak keluarga yang pergi meninggalkan kampung entah untuk sekolah maupun bekerja. Rebok menjadi oleh-oleh yang khas yang akan dibawa anak yang merantau.

2.4.2 Sobol

Sobol terbuat dari tepung ubi kayu atau singkong. Ubi yang sudah dipanen dikupas dan dibelah lalu dijemur hingga kering.  Ubi kayu yang telah dikeringkan itu disebut kuil dan disimpan sebagai carangan makanan untuk musim paceklik.

Ketika paceklik tiba, kuil akan diolah untuk menggantikan nasi. Cara pengolahannya, kuil ditumbuk dan kemudian diayak sehingga menghasilkan tepung singkong. Tepung singkong itulah yang akan diolah menjadi sobol. Biasanya yang kasar akan menjadi makanan ternak.

Campurkan tepung singkong dengan air sedikit demi sedikit sampai adonan sobol sedikit basah dan merata. Setela itu tambahkan parutan kelapa dan gula aren. Aduk adonan hingga merata.

Untuk mengukus adonan, penduduk setempat menggunakan periuk dari tanah liat dan wadah bamboo. Adonan sobol dimasukkan ke dalam bamboo, lalau bamboo ditu dilekasnya di asar wadah lewing yang berisi air. Jika sobolnya sudah berwarna kecoklatan sobol sudah matang dan siap disajikan.

2.4.3 Lomak

Lomak adalah sejenis sayuran rumpu rampe khas Manggarai. Lomak ini merupakan sayuran yang biasaya didominasi oleh daun papaya dan singkong. Masakan tradisional ini membutuhkan kelapa atau kemiri. Daun kelapa direbuh terlebih dahulu, kemudian ditiris. Selanjutnya, dimasukkan parutan kelapan atau kemiri.

2.4.4 Pelmara

Pelmara adalah masakan tradisional yang diolah dari campuran darah, organ bagian dalam dari hewan  yang disembelih, sayuran yang dicintang, seperti jantung pisang, daung singkong,dan beberapa jenis daun yang diambil dari alam. Kemudia, dimasak bersamaan dan kini ditambahi bumbu sekedarnya saja.

2.4.5 Serabe

Serabe biasanya dibuat untuk menjamu tamu ketika menyelenggarakan acara besar. Serabe dihidangkan bersama kopi. Namun, ada juga yang sudah mulai membuat serabe untuk dijual.Bahan dasar Serabe adalah tepung beras. Tepung beras dicampur dengan air nira dan diaduk hingga merata. Kemudian, adonan didiamkan beberapa saat sebelum digoreng.  Selanjurnya, adonan digoreng dengan minyang yang relative setikit. Adoanan dituankan sedikit demi sedikit sehingga membentuk kue yang berbentuk bulat.

3. Labuan Bajo, kesiapan pariwisata

3.1. Atraksi wisata

Banyak tawaran pilihan aktivitas wisata selama berada di Labuan Bajo Wisata Eksotis Indonesia. Beberapa diantaranya adalah trekking, menyaksikan keindahan alam, menikmati sunset dan sunrise, snorkelling, live on board selama beberapa hari untuk menikmasi berbagai keindahan alam yang ada dalam Kawasan Taman Nasional Komodo, pengalaman ada berasama dengan masayarakat setempat yang hidup dalam budaya yang kental.

3.2. Aksesibilitas

Untuk menjangkau Labuan Bajo, wisatawan dapat melaui udara, darat dan laut. Untuk Transportasi udara, Labuan Bajo memiliki Bandara Komodo.[12] Dan, rencananya Bandara ini adan dikelola oleh pihak asing.

Sementara itu, untuk transportasi laut, Labuan bajo memiliki dua pelabuahan. Juga tersedian very penyeberangan menuju very untuk perjalanan darat dari dan ke Labuan Bajo melalui Nusa Tenggara Barat, Bima, Sumbawa, Lombok, dan Bali. Jadwanya untuk transportasi laut dapat di cek di pelni.co.id

3.3 Fasilitas dan layanan pendukung

Labuan Bajo merupakan destinasi superprioritas. Pemerintah bersama pemerintah Daerah telah menghadirkan berbagai pelayanan yang memberikan kenyaman untuk wisatawan. Fasilitas pendudukung di Labuan Bajo sudah cukup memadai.

Hotel-Hotel Labuan di Labuan Bajo semakin banyak jumlah kamar semakin banyak. Dilansir Kompas.com, (22/9/2021) ada 11 hotel bintang tiga hingga bintang lima dengan total kapasitas kamar sebanyak 848 kamar. Pada tahun 2022, jumlah kamar ditargetkan bertambah hingga 1500 kamar. Tidak heran, beberapa tahun terakhir beberapa kegiatan berskala internasional di selenggarakan di Labuan Bajo.

Tidak hanya penginapan dan transprotasi, sektor keungan juga siap untuk melayani wisatawan. Beberapa lembaga keuangan sudah membuka layanan di Labuan Bajo Labuan Bajo Wisata Eksotis Indonesia. Beberapa bank sudah ada antara lain, BRI, BNI, Mandiri dan BCA.  Demikian juga untuk memperlancar komunikasi dan bisa bekerja dari Labuan Bajo, jaringan telekomunikasi telah siap dengan kapapasitas dan kecepatan internet yang berkualitas.

4. Isu pengembangan wisata Labuan Bajo

4.1 Perjumpaan budaya

4.1.1 Homogenisasi kultural

Perjumpaan antarbudaya menjadi hal lumrah dewasa ini. Ini adalah konsekwensi dari keterbukaan akses yang memungkinkan mobilitas antarruang. Dengan terbukanya sekat dan adanya konektivitas antarruang, setiap orang dapat bergerak dari satu komunitas budaya ke komunitas budaya yang lain. Terlepas dari perjumpaan fisik, informasi yang berseliweran di ruang digital juga turut memungkinkan adanya perjumpaan budaya.

Gejala homogenisasi kultural sedemikian tampak dalam pengembangan pariwisata. Untuk itu, budaya setempat perlu waspada terhadap gejala hilangnya keunikan yang dimilikinya. Penguatan jati diri budaya tidak sampai diabaikan di tengah berbagai tawaran menggiurkan dalam pengembangan pariwisata. Apalagi, budaya itu sendiri selalu berkembang dan berubah.

Dalam hal ini, keberadaan pranata budaya menjadi penting agar perubahan budaya yang terus berlangsung sepanjang waktu tidak sampai kehilangan jejak di tengah rimba pembauran nilai budaya.  Karena itu, peran dan fungsi pranata budaya di tengah pengembangan pariwisata tetap mendapat ruang. Dengan demikian, pranata budaya dapat memberikan rambu-rambu bagaimana budaya berjumpa dengan budaya lain dalam pengembangan pariwisata.

4.1.2 Wisata dan budaya saling memperkaya

Tren pariwisata global adalah pariwisata tematik dimana kearifan budaya menjadi tawaran untuk paket wisata. Apalagi, Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) memberi perhatian terhadap kearifan lokal dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Perhatian terhadap kearifan budaya lokal adalah salah satu indikator pariwisata yang keberlanjutan.

Dalam hal ini, industri pariwisata tidak sebatas menghormati dan tidak mengganggu kearifan lokal setempat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Pariwisata. Industri pariwisata juga mengambil langkah untuk memastikan, budaya setempat terus bertahan. Jalan yang dapat ditempuh antara lain, nilai-nilai budaya menjadi dasar untuk pengembangan pariwisata dengan melibatkan penganut budaya setempat.

Interaksi antara budaya dengan pariwisata, di satu sisi kiranya memungkinkan penganut budaya semakin berakar kuat dalam warisan budayanya dan di sisi lain menginspirasi industi pariwisata untuk dapat meawarkan wisata unik dan kontekstual sesuai kearifan lokal budaya setempat.

4.1.3 Konflik wisata budaya

Salah satu diskusi menarik dalam pengembangan pariwisata baru adalah budaya masyarakat yang tidak sejalan dengan kebutuhan industri pariwisata. Masyarakat lokal dituntut untuk bertransformasi dari cara hidupnya agar seirama dengan industri pariwisata. Sementara itu, industri pariwisata menjadikan budaya sebagai produk wisata. Maka, yang terjadi adalah penganut budaya setempat ‘’didorong” merawat budayanya, tetapi industri pariwisata kemudian mengambil keuntungan dengan menjualnya sebagai produk wisata.

Organisasi pariwisata dunia, UNWTO, menaruh harapan bahwa idustri pariwisata dapat berandil dalam merawat kerarifan lokal.[13] Hal ini menuntut Industri pariwisata untuk mengenal betul budaya setempat dan penganut budaya diberi ruang untuk terlibat dalam industri pariwisata, tetapi tidak mencabut penganut budaya dari akar budayanya. Ketika industri pawisata mengakomodir nilai-nilai budaya lokal, maka semestinya ditempuh jalan untuk tidak saling merugikan.

4.1.4 Wisata budaya berbasis beo

Wisata budaya berbasis beo adalah model wisata budaya yang melihat budaya secara utuh dan menghindari kecenderungan untuk mempopulerkan sebagian kecil dari budaya, tetapi mengabaikan aspek-aspek luhur lain dari budaya setempat. Selain itu, pariwisata tidak sebatas memamerkan hal-hal artifisial dan mengabaikan nilai-nilai yang dihidupi penganut budaya.

Wisata budaya berbasis beo adalah langkah untuk menghindari kecenderungan mencabut warisan budaya dari komunitas penganut aslinya dan sebagai benteng untuk menjaga keunikan identitas dan jati diri budaya setempat. Pengembangan wisata buda berbasis beo adalah bagaimana mengelola dan mengemas nilai-nilai budaya menjadi inspirasi bagi wisatawan oleh penganut budaya setempat di dalam komunitas aslinya. Selain untuk memperkaya paket wisata budaya, wisata budaya berbasis beo juga menjadi jalan menjaga dan melihat budaya secara holistik.

4.1.5 Festival budaya beo

Mengembangkan dan memeromosikan wisata budaya berhadapan dengan gejala lunturnya nilai-nilai budaya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak warisan budaya yang seakan tidak menarik untuk dirawat dan dipertahankan dan karena itu perlahan-lahan ditinggalkan. Ada kajian yang menunjukkan bahwa budaya yang dikenal orang muda adalah bayangan dari budaya yang dihidupi generasi sebelumnya. Nilai-nilai dan warisan budaya diabaikan dan digantikan dengan nilai-nilai dari luar.

Budaya Manggarai tentu saja dapat dikembangkan untuk wisata budaya. Budaya Manggarai dapat menjadi salah satu pilihan bagi wisatawan untuk menimba horisan baru dari budaya. Salah satu model wisata budaya yang dapat dikembangkan adalah festival budaya beo.

Festival budaya beo adalah peluang untuk revitalisasi budaya manggarai oleh pelaku budaya sendiri. Dengan fetival budaya beo, budaya tetap dihidupi oleh masyarakat setempat dan serentak masyarakat terlibat dalam geliat pariwisata. Di sini, revitalisasi budaya dimulai dan tertuju pada beo.

Melalui festival budaya beo, keunikan budaya tetap dipertahankan sembari ditawarkan sebagai alternatif wisata tematik yang berbasis kearifan lokal. Juga, geliat wisata tidak hanya tentang keindahan alam semata tetapi juga pengalaman hidup bersama dalam kearifan budaya di komunitas asali budaya Manggarai, yaitu beo.

4.2 Partisipasi masyarakat lokal

Gaung destinasi superpremium sudah sampai di tingkat desa dan kampung. Akan tetapi, masyarakat setempat belum sepenuhnya mengenal dan menangkap peluang tersebut. Pariwisata belum menjadi prioritas bagi masyarakat setempat. Kebutuhan untuk industri pariwisata didatangkan dari luar daerah. Hanya segelintir orang yang melirik dan mulai menangkap peluang ini. Orientasi pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan industri pariwisata masih minim. Padahal sebagian besar masyarakat Kabupaten Manggarai Barat (60%), dimana Kota Labuan Bajo berada, adalah petani dan nelayan.

Salah satu hal yang memungkinkan masyarakat setempat dapat terlibat adalah menyediakan kebutuhan industri pariwisata yang terkait dengan hasil pertanian. Karena itu, pengembangan pariwisata juga dibarengi dengan permberdayaan petani lokal agar hasil pertanian mereka bisa diserap ke industri pariwisata. Dalam hal ini, pemberdayaan mesti menjamin bahwa masyarakat setempat dapat menjadi penentu pengembangan pariwisata di wilayahnya.

Ruang untuk investasi dibuka lebar, tetapi pada saat yang  sama pemberdayaan masyarakat semestinya digiatkan. Masyarakat didampingi dan difasilitasi untuk memahami pariwisata dengan baik. Dengan demikian, masyarakat dapat terlibat akti dan menerima manfaat dari pariwisata melalui sektor pertanian. Jadi, pengembangan pariwisata untuk meningkatkat kesejahteraan masyarakat dan bukan untuk meminggirkan dan mengorbankan masyarakat setempat.

4.3 Pertanian

Sejatinya, destinasi superprioritas Labuan Bajo dapat memberikan dampat positif bagi pertanian setempat. Akan tetapi, kebutuhan industri pariwisata didominasi oleh pasokan dari luar daerah. Hal ini disebabkan karena potensi pertanian belum diarahkan untuk mendukung pariwisata. Adapun sebelum pandemi, gambaran lima besar produk pertanian kebutuhan pokok industri pariwisata setiap bulan adalah kentang 1.827 kg, tomat 1.448 kg, wortel 1.234 kg, kol/kubis 1.234 kg, dan sawi hijau 1.117 kg (Astawa, dkk, 2021).

Namun demikian, hasil pertanian setempat (Kabupaten Manggarai Barat) tidak ada atau belum mencukupi. Adapun total produksi untuk kelima sayuran itu pada tahun 2018 (2019) adalah kentang  0 (0) ton, tomat 189,5 (184 ) ton, wortel 0 (13,2) ton, kol/kubis 35 (116,5 ) ton, dan sawi putih 0 (0) ton.[14] Jadi, hasil pertanian setempat belum bisa memenuhi kebutuhan industri.

Tujuan pengembangan destinasi pariwisata superprioritas adalah masyarakat di destinasi pariwisata makin sejahtera. Tujuan itu tentu tidak bermaksud bahwa kesejahteraan itu adalah sesuatu yang terberi dengan cuma-cuma. Tetapi, pengembangan pariwisata menghadirkan peluang yang bisa dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat secara langsung selain melalui devisa dan pendapatan daerah melalui pajak dan retribusi.

Pertanian menjadi pintu masuk bagi keterlibatan sebagian besar masyarakat setempat dalam gerak-gerik pariwisata superprioritas. Melalui sektor pertanian, masyarakat yang tinggal dalam kawasan pengembangan pariwisata dapat terlibat aktif mendukung pariwisata. Masyarakat setempat tidak menjadi penonton dan menunggu jatah kue wisata yang mungkin tidak akan diperoleh. Tetapi, kue wisata itu adalah milik masyarakat yang tentunya diperoleh dengan mencucurkan keringat juga.

4.4 Dampak lingkungan

Pemerintah tengah giat mengembangkan lima destinasi pariwisata superprioritas. Dalam pengembangan tersebut, pemerintah mengedepankan pariwisata berkelanjutan yang juga mencakupi pelestarian dan keutuhan ekologi dalam kawasan pariwisata.

Di tengah masifnya pengembangan pariwisata di lima destinasi pariwisata super prioritas, suara kritis masyarakat sipil terus bergema. Mereka membunyikan alarm bahwa pengembangan pariwisata yang tengah berjalan bisa membahayakan keutuhan ekologi. Sejauh ini, ada dua isu yang diangkat, yakni  meningkatnya volume sampah dan eksploitasi alam lingkungan dalam kawasan pariwisata.

Masalah lingkungan mucul ketika suatu lingkungan dijadikan sebagai destinasi pariwisata. Sementara itu, masyarakat setempat sudah dan akan hidup bersama lingkungan yang dijadikan sebagai destinasi pariwisata. Karena itu, pengembangan destinasi pariwisata perlu mempertimbangkan nilai-nilai ekologi yang dihidupi masyarakat setempat. Jadi, nilai-nilai ekologi yang tampak dalam hidup mereka mesti ditampilkan ke muka dan menjadi jiwa dari pengembangan pariwisata setempat.

Referensi


[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Labuan_Bajo,_Komodo,_Manggarai_Barat

[2] Erb, M. (2000). UNDERSTANDING TOURISTS Interpretations from Indonesia. Annals OfTourism Research, 27(3), 709–736.

[3] https://www.unwto.org/tourism-statistics-database

[4] https://whc.unesco.org/en/list/609/

[5] https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Padar

[6] https://www.antaranews.com/berita/2232726/mengenal-goa-batu-cermin-sebagai-wisata-penyangga-labuan-bajo

[7] https://www.antaranews.com/berita/2281222/goa-istana-ular-destinasi-wisata-unik-di-desa-galang-ntt

[8] Bdk. Tree Crop Estate Statistics Of Indonesia STATISTIK PERKEBUNAN INDONESIA 2018 – 2020, Direktorat Jenderal Perkebunan Diterbitkan oleh / Published by Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan / Secretariate of Directorate General of Estates Direktorat Jenderal Perkebunan / Directorate General of Estates. Kementerian Pertanian

[9] BPS Kabupaten Manggarai Barat, Statistik Pertanian Manggarai Barat 2021

[10] https://ig.dgip.go.id/detail-ig/65

[11] https://ig.dgip.go.id/detail-ig/116

[12] http://hubud.dephub.go.id/hubud/website/BandaraDetail.php?id=112

[13] https://www.unwto.org/sustainable-development

[14] (BPS Kabupaten Manggarai Barat, 2022).

Leave a Comment