Wisata Poso Kuwus, Mengalami Hidup Ata Kolang

Lembah Poso Kuwus memiliki pesona wisata yang menjanjikan. Selain pesona alam, cara hidup masyarakat setempat juga memperkaya pengalaman wisata dengan ada bersama dan mengalami cara hidup masyarakat setempat secara langsung.

Wisata Poso Kuwus adalah kesempatan untuk mengenal dan mengalami cara hidup warga setempat yang juga disebut ata kolang. Berikut ini, beberapa gambaran cara hidup masyarakat di lembah Poso Kuwus yang baik diketahui sebelum menikmati pesona wisata Poso Kuwus.

1. Budaya

Penduduk di Lembah Poso Kuwus dalah orang Manggarai. Seperti orang Manggarai umumnya, penduduk di lembah Poso Kuwus yang dikenal dengan ata kolang juga mempertahankan warisan budaya dalam komunitas beo.

Beo terdiri dari beberapa aspek yang menjadi satu kesatuan dan menjadi unsur hakiki terbentuknya beo. Setiap beo pasti memiliki rumah adat (mbaru gendang), halaman di tengah kampung (natas labar), mezbah sesajian (compang), kebun komunal (lingko randang), sumber air-mata air (wae teku), dan pekuburan (boa).

Di dalam komunitas beo, penduduk setempat menyelenggarakan berbagai ritual budaya, seperti congko longkap, penti, dan lain-lain. Juga ada tarian dan seni tradisional, seperti caci, sanda dan mbata.

2. Penghasil rempah cengkeh di Manggarai Barat

Salah satu kecenderungan wisata global dewasa ini adalah ekowisata, seperti agrowisata. Labuan Bajo yang sudah ditetapkan sebagai destinasi superpremium juga memiliki potensi untuk mengembangkan agrowisata.

Relatif dekat dari Labuan Bajo, Kecamatan Kuwus berpotensi untuk agrowisata rempah cengkeh. Kecamatan Kuwus merupakan penghasil cengkeh terbesar di Kabupaten Manggarai Barat. Produksi cengkeh Kabupaten Manggarai Barat sebagian besar (50-an%) berada di Kecamatan Kuwus.

Meskipun produksi cengkeh di Destinasi Superprioritas Labuan Bajo Flores tidak sebanding dengan produksi cengkeh di daerah lain, namun daya tarik wisata superpremiun menjadi peluang untuk diplomasi rempah cengkeh kepada wisatawan tentang rempah cengkeh.

3. Penghasil kopi di Manggarai Barat

Usaha kopi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Manggarai. Kopi adalah tentang hidup manggarai. Produksi kopi di manggarai Barat berkontribusi untuk produk regional bruto. Sebagai gambaran, produksi tanaman perkebunan kopoi di Manggarai Barat pada tahun 2020 adalah sebesar 1.731 ton. Ada 5 kecamatan dengan produksi kopi terbesar di Manggarai Barat, adalah  Welak, Ndoso, Kuwus, Kuwus Barat, dan Mbeliling.

4. Memiliki tradisi pante

Gula merah banyak diproduksi di Indonesia. Bahkan, Indonesia merupakan salah satu negara eksportir gula merah. Gula merah di Indonesia diproduksi dari pohon aren dan pohon kelapa.

Di Labuan Bajo yang  kini menjadi kota pariwisata, juga tersedia gula Gula merah. Gula merah di Labuan Bajo diproduksi dari air nira pohon aren.

Gula merah sering juga disebut gola kolang. Sebutan ini merujuk daerah yang memiliki tradisi pante, yaiturangkaian proses produksi gula merah yang diwariskan dari generasi ke generasi. Gola Kolang dihasilkan dalam nuansa budaya yang kental. Prosesnya dimulai dengan merayu pohon nira dengan landu one petani aren. Juga istilah yang digunakan berkaitan erat dengan kehidupan dan pandangan masyarakat lokal tentang kehidupan. 

Tidak hanya gula merah, masyarakat setempat juga memiliki minuman beralkohol yang diproses secara tradisional. Air nira disuling untuk menghasil minuman dengan kandungan alcohol yang dikenal dengan sebutan sopi (arak).

5. Makanan Tradisional

Ciri khas makanan tradisional Manggarai adalah pengolahan tanpa minyak dan pengawet makanan yang syarat unsur kimiawi. Beberapa makanan tradisional yang bisa ditemukan di lembah Poso Kuwus, antara lain:

  • Rebok

Rebok adalah cemilah khas Manggarai yang juga ada di lembah Poso Kuwus. Ada dua jenis bahan dasar rebok, yakni jagung yang juga biasa disebut siki seko dan rebok yang terbuat dari beras. Pengolahan rebok yang berbahan dasar jagung relative lebih mudah ketimbang rebok dengan bahan baku beras.

  • Sobol

Sobol terbuat dari tepung ubi kayu atau singkong. Untuk mengukus adonan, penduduk setempat menggunakan periuk dari tanah liat dan wadah bambu. Adonan sobol dimasukkan ke dalam bambu, lalu bambu ditu dilekasnya di asar wadah periuk tanah. Jika sobolnya sudah berwarna kecoklatan sobol sudah matang dan siap disajikan.

  • Lomak

Lomak adalah sejenis sayuran yang biasaya didominasi oleh daun papaya dan singkong. Masakan tradisional ini membutuhkan kelapa atau kemiri. Daun kelapa direbuh terlebih dahulu, kemudian ditiris. Selanjutnya, dimasukkan parutan kelapan atau kemiri. Dioseng hingga merata dan matang.

  • Pelmara

Pelmara adalah masakan tradisional yang diolah dari campuran darah, organ bagian dalam dari hewan  yang disembelih, sayuran yang dicintang, seperti jantung pisang, daun singkong,dan beberapa jenis daun yang diambil dari alam.

  • Serabe

Serabe biasanya dibuat untuk menjamu tamu ketika menyelenggarakan acara besar. Bahan dasar Serabe adalah tepung beras. Kadang juga ada yang menggunakan tapioka atau tepung gandum. Hanya, umumya beras menjadi pilihan pertama.

Leave a Comment