Presiden Jokowi di Labuan Bajo (Lagi)

Oleh: Timotius J

Presiden Jokowi Kunker di Labuan Bajo lagi selama dua hari. Presiden dan Ibu Negara Iriana Jokowi bersama rombongan tiba di Labuan Bajo pada hari Kamis (21/7/22) pukul 09.25 WITA.

Pada hari pertama, Kamis (21/7), sebagaimana dilansir Antara,  Presiden meresmikan  beberapa sarana prasarana yang sudah dibangun untuk mendukung pariwisata Labuan Bajo, seperti perluasan Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo, peresmian penataan kawasan Pulau Rinca, peresmian Waterfront City Labuan Bajo, system pemrosesan sampah Warloka, dan memantau sarana hunian pariwisata Labuan Bajo.

Selanjutnya, pada hari Jumat (22/7) Presiden meninjau lokasi pengembangan proyek kawasan pariwisata dan meresmikan SPAM Wae Mese Labuan Bajo.

Presiden Jokowi berharap dengan semakin lengkapnya fasilitas pendukung, Labuan Bajo semakin dikenal dan semakin banyak dikunjungi wisatawan. Dan yang paling penting, meningkatnya kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo diharapkan bisa menyejahterakan masyarakat.

Hingga kini, kehadiran Presiden dalam rangka penguatan sektor parisiwisata di Labuan Bajo adalah untuk kesekian kalinya. Pada era Presiden SBY, di Labuan Bajo diselenggarakan Sail Komodo. Selanjutnya pada era Presiden Jokowi terjadi penataan kawasan sedemikian intensif dan Presiden Jokowi tampaknya memantau perkembangannya yang salah satunya dengan beberapa kali melakukan kunjungan kerja di Labuan Bajo.

Sebelumnya,  pemerintah telah menetapkan Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi superprioritas bersama dengan 4 destinasi lain, yaitu Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika, dan Likupang.

Di Labuan Bajo sendiri, pemerintah telah menggelontorkan APBN untuk membangun berbagai fasilitas pariwisata. Peningkatan infrastruktur dan penataan kawasan di Labuan Bajo memang terlihat signifikan beberapa tahun terakhir ini. Tindak lanjut dari pengembangan destinasi superprioritas sudah terlihat dan sudah dinikmati khalayak.

Melalui BPOLBF, pemerintah merancang kawasan pariwisata Labuan Bajo sebagai destinasi kelas dunia. Dalam pengembangan pariwisata, pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan, memperhatikan aspek lingkungan, dan berbasis komunitas masyarakat.

Untuk kesekian kali, Presiden Jokowi datang demi pariwisata Labuan Bajo. Kehadiran Presiden tentu bukan gestur monopoli Negara dan “orang pusat” terhadap geliat pariwisata Labuan Bajo.

Menariknya, pengembangan pariwisata yang masif tersebut bukan tanpa suara kritis masyarakat. Masyarakat bersama LSM kerap memantau dan mengawasi jalannya pengembangan pariwisata di Labuan Bajo.

Beberapa waktu lalu, massa di Labuan Bajo menggelar aksi penolakan terhadap kenaikan tarif ke Taman Nasional Komodo. Sementara sebelumnya, dunia internasional memberi peringatan terhadap masa depan Komodo dan sekaligus masa depan pariwisata jika pengembangan pariwisata mengabaikan daya dukung lingkungan.

Perhatian terhadap dunia pariwisata tentu saja untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.. Hal ini sangat menjanjikan dengan melihat tren pariwisata global yang terus meningkat termasuk kedatangan wisatawan ke Indonesia.

Semestinya, muara dari pengembangan pariwisata superpremium tersebut adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan terutama masyarakat setempat semakin sejahtera. Karena itu, awasan untuk semua pihak adalah ketimpangan dalam menerima jatah dan manfaat dari pengembangan pariwisata. Dan, jangan sampai masyarakat setempat bukan lagi sebagai pelaku utama, tetapi sebagai penonton kemilau pariwisata superpremium Labuan Bajo.

Kehadiran orang nomor satu di Republik ini ke Labuan Bajo adalah bentuk kehadiran Negara dalam menciptakan ruang partisipasi dan terciptanya keadilan sosial bagai masyarakat melalui pengembangan pariwisata. Dengan demikian, kehadiran ”orang pusat” tentu tidak untuk membuka ruang ketimpangan antara kepentingan pusat dengan masyarakat setempat di kawasan pengembangan destinasi pariwisata superprioritas Labuan Bajo.

Leave a Comment