Kota Ruteng, Tempat Wisata Alam, Budaya dan Religi

Tempat wisata Kota Ruteng menawarkan wisata alam, budaya dan religi. Letaknya relatif dekat dari Labuan Bajo, destinasi wisata superpremium.

Sekilas sejarah Kota Ruteng

Ruteng merupakan ibu kota Kabupaten Manggari, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebelum Labuan Bajo dan Borong, Ruteng menjadi satu-satunya pusat pemerintahan di manggarai raya. Kemudian dimekarkan dengan dua kabupaten pemekaran yaitu manggarai barat dan manggarai Timur.

Kota Ruteng ditata cukup rapi yang merupakan warisan Eropa. Kota ruteng dibangun pada tahun 1903 dengan jalan yang ditata sedemikian rapi dibawah kendali Controleur Belanda, Willem Colhas. Nuansa Eropa sangat terasa terutama dari penataan kota dan beberapa bangunan tua yang masih tersisa. Misalnya, Gereja Katedral lama yang berada di tengah-tengah kota. Gereja ini dibangun oleh misionaris Eropa dan hingga kini keaslian arsitektur Eropa tetap dipertahankan.

Dimana tempat wisata Kota Ruteng berada?

Kota Ruteng berada di Flores Bagian Barat Pulau Flores. Secara astronomis, Ruteng berada di 8.5863000°S 120.3788°E. Berada di ketinggian  di lereng pegunangan Mandusawu  dan curah hujan yang tinggi menjadikan kota ini sebagai kota hijau sepanjang tahun.

Perjalanan darat Labuan Bajo-Ruteng dapat ditempuh dalam waktu 3-4 Jam. Namun, perjalanan ini tidak akan membosankan sebab sepanjang perjalanan dimanjakan oleh pemandangan alam sekitar.

Memang,  transportasi darat menjadi pilihan utama untuk mendatangi kota sejuk ini. Namun, jika cuaca memungkinkan, Ruteng bisa dijangkau melaui penerbangan dari kota-kota sekitar.

Ruteng, kota dingin di Flores

Ruteng adalah salah satu kota dingin yang ada di Flores. Kota lain yang juga disebut sebagai kota dingin adalah kota Bajawa, yaitu ibu kota Kabupaten Ngada.

Kota Ruteng berada di ketinggian. Ruteng berada di atas ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Pada musim kemarau suhu udarabisa berada di bawah 10oC. Sekalipun sinar matahari cukup terik, udara tetap terasa sejuk.

Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah dengan intensitas hujang yang sangat kecil, Namun, Ruteng  memiliki curah hujan tinggi. Intesitas hujan di Kota Ruteng adalah 3,340 mm/tahun. Suhunya berkisar 13-25oC dan tingkat kelembabb 90%. Karena itu, Kota Ruteng juga sering dijuluki dengan kota hujan di Flores.

Ketika musim kemarau, Ruteng dipayungi langit biru dengan hangat mentari yang magis. Meski musim kemarau, Kota Ruteng tetap sejuk dan kesejukan itu menjadi daya tarik tersendiri.

Kota Ruteng, pusat kekatolikan Manggarai

Mayoritas penduduk Kota Ruteng beragama Katolik. Gereja Katolik sudah berusia lebih dari satu abad dan Ruteng adalah pusat karya misi dan perkembangan Gereja Katolik di Manggarai.

Kehadiran misionaris Eropa sangat berjasa dalam memperhatikan  dan memajukan berbagai bidang. Gereja Katolik menaruh perhatian besar untuk dunia pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Selain pendirikan formal, Gereja Katolik juga berjasa dalam menginisiasi pendidikan  nonformal.

Hingga kini, Keuskupan Ruteng terus melanjutkan karya pendidikan. Ada banya sekolah Katolik yang bernaung dibawah yayasan milik Keuskupan Ruteng. Dalam menjawabi kebutuhan zaman, Gereja Katolik telah mendirikan Universitas Katolik Indonesia St. Paulus Ruteng yang merupakan pengembangan dari STKIP St. Paulus Ruteng. Masih ada perguruan tinggi lain yang merupakan milik Gereja Katolik, yaitu STIPAS ST. Sirilus Ruteng.

Aneka tempat wisata Kota Ruteng

Dengan sejarah perkembangan dan sumbangsih Gereja Katolik di Manggarai, Ruteng dapat menawarkan wisata religi. Ruteng adalah saksi bagaimana misionaris Eropa datang membangun daerah yang jauh dari kampung halamannya. Terutama, Gereja Katolik terus berkarya dan Katolik telah menjadi bagian dari hidup orang Manggarai.

Selain wisata religi, Ruteng juga menjadi kota yang menghidupi tradisi budaya dan mempertahankan warisan budaya di tengah perkembangan kota. Di Ruteng, beberapa komunitas beo masih mempertahankan warisan leluhur seperti keberadaan rumah adat beserta unsur-unsur terkait bagi keberadaan beo sebagai komunitas yang menjaga dan menghidupi warisan leluhur, budaya Manggarai.

Kota Ruteng juga menjadi kota transit sebelum mengunjungi spot wisata di sekitar Ruteng. Dari Ruteng, pengunjung dapat menjangkau Desa Wisata Wae Rebo, sawah jaring laba-laba, atau situs Liang Bua.

Situs Liang Bua adalah situs arkeologi dan sejarah dimana beberapa tahun silam dunia digemparkan dengan penemuan fosil homo florensiensis atau yang dikenal hobbit dari Flores. Sementara itu, Wae Rebo sudah dikenal luas sebagai desa wisata budaya dengan keberadaan rumah adat berbentuk kerucut dan lingko lodok Cancar adalah hamparan sawah yang berbentuk jaring laba-laba.

Di sisi selatan kota dilatari oleh pegunungan dengan hutan tropis. Dalam kawasan hutan ini, pengunjung dapat mengenal flora dan fauna  endemic di Manggarai.

Beberapa hal tersebut kiranya cukup sebagai informasi awal sebelum mengenal Ruteng dari dekat. Maka, sebaiknya perjalanan liburan tidak hanya berhenti di Labuan Bajo saja. Rencanakan juga sebagian waktu liburan untuk menikmati pesona wisata kota Ruteng.

Leave a Comment