Penulis: Timotius J
Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Provinsi Nusa Tenggara Timur juga termasuk dalam provinsi penghasil kopi dengan total produksi 21.859 ton.
Kopi Flores Manggarai memberikan aroma khas untuk wisata Labuan Bajo. Tiga jenis kopi yang banyak dijumpai di Manggarai adalah kopi juria, kopi arabika Manggarai Flores dan kopi robusta Manggarai Flores. Di Labuan Bajo sudah banyak kedai kopi yang menawarkan cita rasa kopi Manggarai.
Jenis kopi Flores Manggarai
Produksi Kopi di Nusa Tenggara Timur berada di bagian barat Flores, yaitu Kabupaten Ngada, Manggarai Timur, Manggarai, dan Manggarai Barat. Kabupaten Manggarai Timur adalah daerah penghasil kopi terbesar di NTT dengan total produksi 5.072 ton.
Ada tiga jenis kopi Manggarai yang menononjol.
Kopi juria
Kopi juria adalah kopi tertua di Nusa Tenggara Timur sehinggga ada yang menyebutnya sebagai mother of flores coffe. Kopi jenis ini diyakini hasil persilangan dari caturra dan typica. Sebagaimana dilansir kompas.id, ciri dari kopi juria antara lain, batangnya tegak lurus, tinggi berkisar 4-5 meter dan daunnya kecil. Selain itu, jarak antarranting lebih rapat, dan tidak serimbun arabika atau robusta. Biji kopi juria lebih besar dan jika disangrai aromanya tajam.
Kopi juria merupakan kopi tua yang ada di lereng-lereng, pada ketinggian 1200-1400 m. Kopi juria dianggap sakral karena sudah menyatu dengan masyarakat setempat. Sehingga, kehadiran kopi arabika dan robusta tidak serta merta menggantikan kopi juria.
Kopi Arabika
Selain kopi jurian, di Manggarai juga terdapat kopi arabika. Kopi arabika beradal dari kolombia dan mulai tanam di Manggarai sekitar tahun 1927. Kopi arabika terkesan manis dan ada sedikit aroma rempah dengan tingkat kekentalan sedang sampai tinggi. Ada juga pendapat lain bahwa kopi arabika beraroma wangi dengan rasa asam bernuansa lemon.
Kopi arabika di Manggarai telah diakui memiliki aroma khas dengan ditebitkannya dokumen sertifikasi indikasi Geografis Kopi Arabika Flores Manggarai yang diterima pada tanggal 28 Maret 2019 dengan ID G 000000065. Kopi Arabika Flores Manggarai mendapat nilai 81 sehingga masuk kategori specialty coffe.
Dilansir dari katadata.co.id, Kopi Arabika Flores Manggarai berhasil meraih Juara I Kontes Kopi Specialty Indonesia Arabika tahun 2015 dan mendapatkan Bronze Gourment Product di Pameran SIAL Paris Prancis 2018.
Kopi Robusta
Kopi robusta mulai ditaman di Manggarai sekitar tahun 1911 yang dibawa oleh Belanda. Pada tahun 2019 Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Robusta Flores mengajukan permohonan pendaftaran indikasi Geografis untuk kopi robusta Manggarai. Permohonan ini dikabulkan setelah melewati hasil uji citarasa yang dilakukan oleh PUSLITKOTA Indonesia di Jember. Kopi Robusta Flores Manggarai terdaftar dengan ID G 000000097.
Kopi Robusta Flores Manggarai memiliki rasa yang unik berada di tengah-tengah pulau flores. Berdasarkan hasil uji rasa oleh PUSLITKOKA Indonesia, Kopi Robusta Flores Manggarai memiliki nilai rata-rata 82,17 dan ini termasuk kategori fine robusta. Tanaman kopi robusta berada pada ketinggian 600-1.400 mdpl. Dan, hal tersebut merupakan ketinggial ideal untuk kopi robusta dengan cita rasa yang enak . Kopi robusta cenderung halus dan mengandung sensasi mint.
Dilansir dari katadata.co.id, Kopi Robusta Manggarai Flores pernah meraih Juara I Kontes Kopi Specialty Indonesia Robusta tahun 2015 dan mendapat Gold Gourment pada penghargaan AVPA Gourment Product di Pameran SIAL Paris Prancis 2018
Produksi kopi Flores Manggarai Barat
Produksi kopi di Manggarai Barat berkontribusi untuk produk regional bruto. Sebagai gambaran, produksi kopi di Manggarai Barat pada tahun 2020 adalah sebesar 1.731 ton. Ada penurunan sebebsar 285,96 ton (14,17 persen) jika dibandingkan dengan produksi tahun 2019 yaitu sebesar 2.016,96 ton. Lima kecamatan dengan produksi kopi terbesar di Manggarai Barat, adalah Welak, Ndoso, Kuwus, Kuwus Barat, dan Mbeliling.
Produksi kopi Manggarai Barat (2016-2020) sebagai berikut:
Agrowisata kopi Flores Manggarai di Labuan Bajo
Usaha kopi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Manggarai. Kopi adalah tentang hidup Manggarai. Bahkan beberapa tempat masih mempertahankan kebiasaan minum kopi pahit, tanpa pemanis.
Petani kopi tentu menjadi tuan ata hasil kerja keras. Namun, terkadang harga kopi tidak sebanding dengan pengorbanan petani kopi. Semestinya penghasil kopi tidak lagi mengalami kesulitan untuk mejual kopi dengan harga yang wajar. Apalagi, kopi yang ada sudah teruji dari kualitas rasanya.
Dengan pengembangan pariwisata superprioritas Labuan bajo, sudah banyak yang membuka usaha kedai kopi di kota Labuan Bajo. Tentu hal ini membuka peluang baru dalam pemasaran kopi. Apalagi dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo dan pada saat yang sama industri pariwisata membuka pintu selebar-lebarnya terhadap hasil pertanian setempat.
Memang banyak orang yang mulai tertarik dengan usaha kopi. Hanya saja, perlu mendapat perhatian ketika orang muda lebih suka bergelut di bagian hilir seperti kedai kopi daripada mengelola kebun kopi. Apalagi, sebagian besar tanaman kopi yang ada merupakan warisan masa lalu. Ini adalah tantangan bagi keberlanjutan produksi kopi.
Pekerjaan rumah untuk semua adalah mempertahankan produktivitas dan kualitas kopi. Mesti ada gerakan untuk peremajaan kopi dan mendorong pengolahan kopi sesuai standar yang dituntut oleh pasar. Beruntung bahwa ada kelompok masyarakat yang hadir dan memiliki perhatian terhadap budi daya kopi seperti Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Robusta Flores. Kehadiran dan keterlibatan berbagai pihak untuk mengatasi persoalan ini adalah sesuatu yang patut diapresiasi dan didukung.
Salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah mengembangkan agrowisata kopi. Selain wisatawan menikmati aroma kopi Manggarai di Labuan Bajo, kepada mereka juga ditawarkan pengalaman ada bersama dan mengalami secara langsung bagaimana masyarakat setempat berjuang mempertahankan produktivitas dan kualitas kopi di sentra-sentra produksi kopi Manggarai.