Gua Liang Bua Flores, Rumah Hobbit Flores

Gua Liang Bua Flores mencuri perhatian publik terutama karena penemuan arkeologi homo floresiensis atau hobbit Flores. Manusia purba yang ada di gua ini mencuri perhatian dunia arkeologi karena dari berat dan tingginya mirip hobbit. Fosil ini ditemukan pada tahun 2003 yang membuat nama Gua Liang Bua menjadi dikenal seluruh dunia.

Arti harafiah Liang Bua

Tempat wisata Liang Bua merupakan situs arkeologi yang menyimpan peninggalan zaman purba. Situs ini banyak dikunjungi dan dijadikan tempat penelitian, baik oleh peneliti dalam negeri maupun luar negeri.

Liang Bua berasal dari bahasa Manggarai-Flores. Secara harifiah liang berarti gua dan bua berarti dingin. Karena itu, liang bua diartikan sebagai gua dingin atau gua sejuk.  Gua ini adalah gua karst yang terbentuk karena proses cuaca.

Gua Liang Bua Flores memiliki ukuran yang lebar, atapnya tinggi, serta lantai gua yang luas dan relatif datar. Mulut gua menghadap ke timur laut sehingga mendapatkan sinar matahari yang cukup. Sirkulasi udaranya juga lancar. Gua Liang Bua memiliki ukuran tinggi atap bagian dalam kurang lebih 25 meter, lebar 40 meter, dan panjang 50 meter. Lokasinya berada di sekitar 200 meter dari pertemuan Sungai Wae Rancang dan Wae Mulu.

Dimana letak Liang Bua

Tempat wisata gua Liang Bua merupakan salah satu situs arkeologi penting dunia. Tempat wisata ini berlokasi di Dusun Golo Manuk, Desa Liang Bua, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai. Letak astronomisnya berada di kordinat 080 31’50,4’ LS dan 1200 26’ 36,9’ BT dengan ketinggian +500 m di atas permukaan laut.

Letak Liang Buta tidak terlalu jauh dari kota wisata religi Ruteng. Jaraknya kurang lebih 13 kilometer dari Ruteng. Dan, untuk mencapai tempat wisata gua Liang Bua, pengungjung dapat menggunakan angkutan umum.

Sejarang tentang Gua Liang Bua Flores

Dilansir dari cagarbudaya.kemendikbud.go.id, situs Liang Bua pertama kali ditemukan oleh seorang misionaris Belana, Pastor Theodore Verhoven pada tahun 1957.  Penelitian pertama oleh Verhoven dilakukan dengan penggalian secara amatir pada tahun 1965.

Kemudian, penelitian selanjutnya  dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional tahunn 1973 dan tahun 1979. Berikutnya, pada tahun 2001-2004 penelitian di Liang Bua dilakukan oleh R.P Soejono dan bekerja sama dengan peneliti Asing Mike Morwood dari Australia.

Keunikan Liang Bua, humah Hobbit Flores

Secara geologis, tempat wisata Liang Bua ini merupakan bentukan endokars yang berkembang pada batu gamping. Bentukan endokars itu berselingan dengan batu gamping pasiran. Batuan gamping itu diperkirakan berasal dari periode Miosen tengah atau sekitar 15 juta tahun yang lampau. Gua ini terbentuk dari bebatuan yang terbawa arus sungai hingga terbentuk gundukan bukit.

Di gua inilah ditemukan manusia purba homo Floresiensis. Penemuan manusia purba ini menggemparkan dunia karena manusia purba ini berukuran kecil atau kerdil. Berat dan tingginya mirip hobbit. Fosil ini ditemukan pada tahun 2003. Karena itu, gua ini disebut sebagai rumah homo Floresiensis atau hobbit Flores.

Selian penemuan fosil manusia purba, temuan lain di gua Liang Bua Stegodon (gajah purba) kerdil, biawak raksasa, serta tikus besar. Hampir semua lapisan yang mengandung temuan tersebut berusia antara 95.000-12.000 tahun silam.

Tempat Wisata Liang Bua

Liang Bua kini menjadi tempat wisata yang layak untuk dikunjungi. Pemerintah Indonesia telah menetapkan gua Liang Bua menjadi situs cagar budaya, Kemudian, penggalian dan penelitian di Liang Bua belum berakhir.

Gua Liang Bua menjadi salah satu tempat wisata unggulan yang ada di Kabupaten Manggarai. Tempat wisata lain adalah desa wisata Wae Rebo yang terkenal karena alam budayanya. Jika Wae Rebo memberikan gambaran tentang budaya Manggarai, maka Liang Bua memberikan gambaran tentang kehidupan zaman purba di Manggarai.

Tempat wisata Liang Bua menghadirkan nuansa kehidupan purba yang bisa saja memantik pertanyaan dan sekaligus dapat memberikan petunjuk tentang kehidupan masa lampau. Meskipun Liang Bua utamanya sebagai situs arkeologi untuk penggalian dan penelitian, tetapi Liang Bua juga dibuka untuk umum sebagai tempat wisata. Penampakan Liang Bua yang eksotis dengan stalaktit yang menjuntai di langit-langit gua juga memberikan sensasi tersendiri.

Leave a Comment